Gaya Komunikasi Maskopis—ok, sebelum bahasan lebih lanjut, disini saya
coba jelaskan dulu. Jadi, bahasan yang saya sampaikan nanti adalah bahasan yang
merujuk dari buku yang berjudul “The Power of Communication: Sukses Berbicara.”
Buku
itu diterbitkan oleh Asti Musman—seorang ibu rumah tangga yang telah malang
melintang di dunia kepenulisan, penyiaran, jurnalistik.
Skip--->
Terkait
dengan gaya komunikasi. Sobat Maskopis disini pernah dengar istilah gaya
komunikasi? Atau pernah punya pengalaman dengan seseorang yang dari dari awal sampai
akhir berkomunikasi dengan sangat ramah, santun dan kalem?
Atau,
sobat Maskopis disini pernah punya pengalaman yang sebaliknya, berkomunikasi
dengan orang yang suka menganalisis. Jadi setiap apa yang kita keluarkan dia
pelajari dan sesekali dia pertanyakan kebenerannya?
Nah,
itulah yang dinamakan gaya berkomunikasi.
Pada
dasarnya, menurut Dale Carnegie (2015) di dunia ini telah ada empat gaya
komunikasi. Menurutnya, satu individu akan memiliki gaya komunikasi tersendiri.
Mungkin berbeda dengan orang. Atau juga sama. Tergantung bagaimana subjek, lokasi,
waktu, dan situasi saat komunikasi berlangsung.
Skip-->
Nah,
pada kesempatan kali ini Maskopis IAI BBC akan membahas keempat gaya komunikasi
menurut Asti Musman.
Gaya Komunikasi yang pertama adalah gaya ramah.
Dari
namanya saja tentu sobat Maskopis tahu dan paham bagaimana cara orang yang
bersangkutan berkomunikasi, kan?
Ya,
orang dengan gaya komunikasi ramah akan menekankan kenyamanan bagi lawan
komunikasinya.
Orang
dengan gaya ramah akan berkomunikasi dengan lebih santai, santun, ringan,
hangat dan berpusat pada hubungan. Orang-orang seperti ini juga akan
menghindari perdebatan tatkala kecenderungan itu muncul, serta mencari masukan
positif untuk kepentingan dirinya maupun orang lain.
Intinya,
orang dengan gaya komunikasi ramah akan menunjukkan sifat santun, teduh, ringan
dan hangat.
Gaya
bertuturnya pun tidak tinggi. Setidaknya, gaya bertutur orang bersangkuatan akan
jauh lebih rendah dibanding mereka dengan gaya tutur pragmatis atau antusias.
Gaya Komunikasi yang kedua adalah
gaya analitis
Orang-orang
dengan gaya komunikasi ini umumnya kaku, formal, metodis dan musti sistematis. Walaupun
tidak semuanya seperti itu, setidaknya, sebagian besar orang dengan gaya
komunikasi analitis seperti apa yang telah saya sampaikan di atas.
Lanjut.
Orang dengan gaya komunikasi analitis juga umumnya kenyang dengan data yang
detail dan jelas.
Saat
mereka berbicara, mereka akan menggunakan data dan fakta sebagai sumber
masukan. Menurut mereka, bicara tanpa data itu ibarat sayur tanpa garam. Kurang
enak. Kurang sedap.
Kalau
sobat Maskopis punya orang dengan gaya komunikasi seperti, jangan dibikin
tegang. Santai saja.
Walau
sejatinya mereka suka ngomong hal-hal yang formal, analitis dan berbau metodis,
mereka tetap manusia kok (walau kadang-kadang agak susah juga sih
ngimbanginnya).
Dibanding
membahas hal-hal yang tak penting, orang-orang dengan gaya komunikasi analitis ini
lebih suka dengan hal-hal yang berbau pemecahan masalah. Mereka akan senantiasa
melihat dan menyimak bahasan untuk mencari akar masalah dan menemukan solusi.
Gaya Komunikasi yang ketiga
adalah gaya antusias
Gaya
ini identik dengan ekspresif dan demonstratif. Mereka dengan gaya komunikasi
ini lebih suka gambaran umum dibanding detail yang kompleks dan sulit
dimengerti.
Orang-orang
dengan gaya komunikasi ini juga lebih suka bahasan yang menurutnya bisa menguntungkan.
Orang
dengan gaya komunikasi antusias cenderung terbuka. Mereka bahkan tidak segan
mengggunakan gestur untuk mengutarakan maksud dan tujuan mereka.
Oh
ya, ada satu hal yang unik dari orang dengan gaya komunikasi ini.
Biasanya,
orang dengan gaya komunikasi antusias cenderung lebih ceria saat menyimak
bahasan. Keceriaan tersebut umumnya terlukis dari tawa dan antusiasme yang
kadang, itu berlebihan.
Tapi
over all, orang dengan gaya komunikasi ini lebih komunikatif dibandingkan yang
lain.
Antusias
yang ada dalam dirinya membuat orang yang bersangkutan akan merespon setiap pertanyaan,
atau malah pernyataan yang penutur sampaikan padanya. Jadi, dengan begitu,
kegiatan komunikasi pun akan lebih dinamis dan hidup.
Gaya Komunikasi yang keempat
adalah gaya pragmatis
Orang
dengan gaya komunikasi ini umumnya keras kepala. Mereka akan sulit menerima
masukan dari orang lain. Yang ada dalam pikiran mereka adalah tujuan. Tujuan. Dan,
tujuan.
Persepsi
mereka amat kuat. Pun dengan sudut
pandang dan opini yang mereka miliki.
Namun
kendati demikian, orang dengan gaya komunikasi pragmatis juga manusia. Mereka
akan dengan senang hati mempertimbangkan opsi lain, dengan catatan, opsi yang
mereka pertimbangkan adalah opsi yang telah benar-benar sama, atau mirip dengan
pemikiran mereka.
Skip--->
Ok,
dari apa yang telah dibahas di atas, menurut sobat, manakah gaya komunikasi yang
kerap sobat temui? Ramah, analitis, antusias, atau malah pragmatis?
Pada
dasarnya setiap gaya komunikasi itu punya keunikan tersendiri. Tinggal
bagaimana penutur menanggapinya.
(Tuan
Batu/IV/A)
Komentar
Posting Komentar